Mungkin sudah tidak absurd lagi ditelinga kita ketika banyak orang yang mengeluhkan wacana kondisi lingkungan yang dianggap tidak nyaman lagi. Banjir sering datang, banyak jalan yang sudah rusak, jalan masuk yang sudah rusak, dan keluhan-keluhan sejenisnya. Wajar, barangkali masih dianggap wajar ketika yang dikeluhkan tersebut sudah pada tataran yang sangat mengganggu.
![]() |
Saluran Drainase |
Saat kondisinya sudah demikian, biasanya yang disalahkan yaitu pihak-pihak yang terkait, misalkan saja pelaksana yang mengerjakan jalan, pemerintah, lingkungan yang kurang peduli, dan sebagainya. Tak salah memang, namun akan lebih baik jikalau misalnya mengkoreksi terlebih dahulu faktor-faktor penyebabnya. Misalkan saja, kenapa mampu banjir, kenapa jala cepat rusak, kenapa jalan masuk jadi mampet, dan yang lainnya.
Bisa jadi faktor penyebab kerusakan prasarana lingkungan yaitu kurang terawatnya prasarana tersebut. Saluran jarang dibersihkan tentu saja mampu menjadi mampet atau ditumbuhi rerumputan, jalan yang kurang perawatan mampu menjadi cepat rusak, banjir datang alasannya jalan masuk yang mampet atau tidak lancar.
Membangun memang lebih mudah bila dibandingkan dengan merawat atau memelihara, hal ini terkhusus dengan prasarana yang ada di lingkungan, misalkan saja jalan dan saluran. Setelah bangunan simpulan dikerjakan, idealnya ada perawatan rutin biar bangunan tersebut mampu awet. Selain faktor konstruksi atau kualitas bangunan, perawatan secara terpola bosa menjadi solusi biar bangunan atau prasarana mampu menjadi awet.
Memang tak semudah membalikkan telapak tangan, untuk membangun sebuah kesadaran dan contoh pikir terkadang butuh proses, namun bukan berarti tidak bisa. Bila hanya mengandalkan santunan dari pemerintah atau instansi terkait, aku kira tidaklah cukup, bila perlu semua dikerjakan secara swadaya masyarakat. Membangun itu mudah, tapi akan lebih baik bila setelah prasarana dibangun kemudian dengan kesadaran bersama untuk merawat bangunan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar